19 Agu 2011

Abi dan Luna

aku berada di atas bukit.
di sana aku melihat pemandangan yang benar-benar menenangkan hati.
di sana terdapat hamparan dedauanan yang masih terdapat embun.
selain itu, suasana di sana adalah suasana favoritku.
dingin dan sejuk.

dan aku tersadar. bahwa aku mengenakan pakaian yang bukan milikku.
aku mengenakan jaket berwarna cokelat tua.
sejenak aku berfikir.
sepertinya aku mengenal jaket ini milik siapa.
dan ya, dugaan ku benar.
ini jaket miliknya...... milik Abi tepatnya.
aku terdiam. 
dan langsung segera ku lepas jaket itu.

tiba-tiba ada seorang pria menghampiri ku.
terkejut aku.....
dan dia berkata "kok di lepas jaketnya? kan dingin." 
"ABI? kok kamu bisa ada di sini? bukannya kamu udah......? jawab ku panik.
dia menjawab "aku di sini hanya untuk sesaat Lun."
"udah kamu jangan panik gitu dong hehe." katanya.
"tapi aku heran aja. kenapa kamu bisa ada di sini." balas ku
dia menjawab "ih kamu bawel banget sih Lun. nanya mulu. sekarang aku yang tanya aja ya hehe. kenapa kamu sedih, Lun?" 

sampai akhirnya  aku bercerita banyak pada dirinya.
semua cerita yang sudah lama ku simpan, aku keluarkan saat itu juga.
aku menangis padanya.
aku mengadu padanya.
dan aku mengeluh padanya.
tak bisa ku bohongi perasaan ku.
setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya aku dan Abi dipertemukan dalam satu tempat.

sampai akhirnya terdengar suara pintu diketuk.
Ibu membangunkan ku dari tidur ku yang lelap.
"Luna, bangun sayang. nanti kamu telat ke sekolah." kata Ibu pada ku.
"loh bu, kok Luna ada di kamar sih? terus Abi mana?" jawab ku dengan cepat.
"ih kamu gimana sih. kan emang dari semalem kamu di kamar. Abi? kamu masih ke ingat sama dia? padahal kan Abi sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu, sayang." kata ibu.
"jadi daritadi Luna cuma mimpi, bu?" jawab ku murung.

dan ternyata itu hanya mimpi.
mungkin mimpi ku yang tertunda.
yaaa, mimpi bertemu Abi.
seorang pria yang sudah lama berada di sampingku setiap saat.
seorang pria yang selalu dan kapanpun mendengarkan ceritaku.
tetapi dirinya harus pergi ke surga.

padahal dirinya sangat suka melihat tingkah ku ketika aku sedan bercerita.
baginya, aku wanita yang bersifat dewasa.
walau terkadang kekanak-kanakan.
tapi itu dulu.
sebelum dia masih nyata di dalam hidup ku.

Bi, jadilah nyata untuk diriku.
walau hanya sesaat.
aku merindukan mu. sekarang, dan mudah-mudahan sampai nanti.

2 Agu 2011

I Love Schrijven

Aku suka menulis.....


Karena menulis itu bisa membuat ku tenang.....


Karena menulis itu bisa mencurahkan semua yang ada didalam hatiku....


Karena menulis itu sangat mudah dilakukan.....


Aku suka menulis.....


Karena aku tahu, menulis itu menggunakan perasaan dan penghayatan....


Karena aku tahu, menulis itu adalah bawaan dari Ibu ku.....


Dan karena aku tahu, dengan menulis semua orang akan tahu apa yang aku tulis.....


Aku tahu bahwa bahasa ku tidak seperti penulis lainnya.....


Aku tahu bahwa setiap kata demi kata yang ku tulis tidak saling berhubungan....


Aku tahu bahwa kalimat yang ku tulis tidak semuanya bermakna....


Tapi aku tahu bahwa aku sangat suka untuk menulis.....

Aku berharap suatu hari nanti aku bisa menjadi Penulis yang membanggakan Ayah&Bunda ku......